Nama asli Abu Bakar Ash Shidiq ialah Abdullah bin Abu Quhafah, ia lahir pada 27 Oktober 573. Ia memiliki seorang ayah yang Bernama Abu Quhafah ‘Utsman, dan seorang ibunya yang Bernama Salma binti Sakhar. Ia memiliki 4 orang istri yang Bernama Qutailah binti Abdul Uzza, Ummu Ruman binti Amir, Asma’ binti Umais, dan Habibah binti Kharijah. Abu Bakar memiliki 3 orang anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Anak laki-lakinya Bernama Abdullah bin Abu Bakar, Abdurrahman bin Abu Bakar, dan Muhammad bin Abu Bakar. Anak perempuannya Bernama Asma’ binti Abu Bakar, Aisyah binti Abu Bakar, dan Ummu Kultsum. Ia dari kalangan suku Quraisy (Bani Tamim)
Pada masa kecilnya, ia menjalani hari seperti anak biasa pada umumnya di zaman itu. Nama “Abu Bakar” ia dapatkan karena ia sering sekali bermain dengan unta dan kambing. Karena kecintaan inilah yang memberinya nama “Abu
Bakar”, yang berarti bapaknya unta.
Di umur 18 tahun, Abu Bakar berdagang kain yang memang sudah menjadi bisnis keluarga. Dalam tahun-tahun mendatang, ia sering kali berpergian bersama kafilahnya. Ia pergi ke beberapa tempat seperti Yaman dan Suryah. Perjalanan
bisnis inilah yang membuatnya menjadi semakin kaya dan berpengalaman dalam berdagang.
Abu Bakar tidak menyembah berhala. Ketika ia masih kecil, ia pernah meminta sesuatu kepada berhala berupa pakaian dan makanan enak. Berhala-berhala tersebut hanya diam dan mengabaikan Abu Bakar, sehingga membuat ia kesal dan tidak mau menyembah berhala lagi.
Hanya satu istri Abu Bakar yang tidak menerima agama islam sehingga ia diceraikan oleh Abu Bakar, yaitu Qutailah binti Abdul Uzza. Salah satu anaknya juga tidak menerima islam yaitu Abdurrrahman bin Abu Bakar. Ia masuk islam setelah ada perjanjian Hudaibiyyah. Ketika Abu Bakar masuk islam, banyak orang yang masuk islam juga. Beliau membujuk teman-teman nya untuk menerima ajakan tersebut.
Abu Bakar adalah orang orang yang terikat dengan Nabi secara kekeluargaan, Anak perempuannya Aisyah, menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah berhijrah. Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, ia sering kali ditunjuk sebagai imam salat, menggantikan Rasulullah. Abu Bakar pun adalah seorang sahabat yang paling tabah dan menerima dan menghadapi meninggalnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
Ketika sepeninggalan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, banyak sekali konflik yang terjadi, salah satunya pemimpin pengganti Nabi. Banyak kaum Anshar yang menunjuk Sa’ad ibnu Ubaidah, dikarenakan ia kepala tertinggi pada masa itu. Tetapi Abu Bakar berpidato yang isinya ia menyarankan Umar atau Abu Ubaidah yang menjadi Khalifah. Dengan serentak keduanya membantah.
Abu Ubaidah dan Umar, justru mencalonkan Abu Bakar sebagai khalifah. Pertimbangannya, Abu Bakar pernah mendampingi Rasulullah ketika bersembunyi dalam gua pada saat masa hijrah ke Madinah. Selain itu, Abu Bakar juga pernah ditetapkan sebagai pengganti Rasulullah dalam shalat ketika ia sakit. Abu bakar menjadi Khalifah hanya selama 2 tahun, dari 632 - 634
Ketika kabar kematian Rasul, banyak kelompok untuk memberontak, mereka hendak melepaskan diri dari persatuan Islam yang baru tegak. Ketika Rasul masih hidup, ia mengangkat Usamah untuk menjadi kepala perang. Abu Bakar pun menyempurnakan Angkatan perang di bawah Usamah. Sebelum Usamah berangkat, ia meminta izin kepadanya untuk Umar tidak ikut serta ke peperangan karena ia membutuhkan Umar untuk mambantunya dalam pemerintahan dalam negri. Usamah mengizinkannya.
Abu Bakar melepaskan tentara di Jurf, lalu ia Kembali ke Madinah. Usamah dan pasukannya mengepung negri Qudha’ah. Usamah Kembali dengan kemenangan dari peperangan selama 40 hari. Abu Bakar menyuruh Usamah dan pasukannya untuk beristirahat. Abu Bakar pun turun tangan untuk menyeleesaikan pemberontakan kaum Abs dan Dzubyan di luar kota Madinah. Selama ia berperang, pemerintahan kota di amanahkan ke orang lain. Setelah Abu Bakar berhasil memadamkan pemberontakan itu, ia mengumpulkan tentaranya di Zhul Qishshah. Disana, ia membagi sebelas buah bendera kepada sebelas orang panglima perang. Berkat para kepala perang itu, dalam masa yang tidak berapa lama, seluruh pemberontakan dan huru-hara dapat disapu bersih. Seluruh Jazirah Arab bersatu kembali di bawah satu bendera.
Dalam penaklukan Persia, diangkatnya kepala perang besar, yakni Syaifullah yaitu Khalid bin Walid. Kalau rencana ini berhasil, perjalanan boleh diteruskan hingga ke batas-batas Hindustan. Sebagai pembantunya, diangkat Iyadh
ibnu Ghanam yang datang dari Irak.
Khalid pun mulai menyerbu Persia dari pinggiran sungai Furrat sampai ke Ubullah. Ketika Khalid bertarung, ia lebih suka berduel beradu tombak melawan kepala-kepala kaum, sebab dengan demikian tempo perang dapat disingkatkan.
Khalid dikenal sebagai orang yang menakutkan, bahkan Ketika ia belum memasuki sebuah Kawasan, Namanya sudah membuat orang-orang takut. Di lain sisi, ia dipuji karena Ketika ia mengusai wilayah, ia tidak menggangu orang-orang di wilayah sana.
Syam adalah pusat kerajaan Romawi pada masa itu. Abu Bakar membentuk pasukan besar dari wilayah Mekah, Tha’if, Yaman, dan negri Arab lain sampai ke Najd dan seluruh Hijaz. Tiap-tiap panglima perang telah diberi tugasnya
masing-masing di setiap daerah.
Puncaknya adalah pertempuran besar di Yarmuk. Pertempuran yang berlangsung lama dikarenakan tiap kepala perang Khalifah mengendalikan tentaranya sendiri-sendiri,
tidak ada komando yang menyatukan semuanya. Datanglah Khalid setelah menaklukan Persia. Ia mengusulkan sistem bergilir untuk memimpin komando seluruh pasukan menjadi satu. Semua pun setuju. Untuk hari pertama, Khalid memimpin komando seluruh pasukan. Baru saja Khalid memimpin, pasukan khalifah mendapatkan kemenangan, sehingga besoknya tidak ada yang berani menggantikannya lagi. Setelah pasukan Khalifah menang, Khalid menyerahkan kekuasaan pimpinan kepada Abu Ubaidah. Ia meneruskan pertempuran di tempat-tempat lain. Setelah kemenangan di Yarmuk, secara berturut jatuh negri Quds, Damsyik, Homsh, Humat, Halb, dan lain lain.
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks tertulis Al-Quran. Dikatakan Ketika setelah kenangan yang sangat sulit melawan Musailamah dalam perang Yamamah, banyak penghafal Al-quran yang gugur. Umar pun meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan tek-teks Al-Quran yang dilakukan oleh tim yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Ketika semua teks-teks Alquran sudah terkumpul, di simpannya oleh Abu Bakar.
Pada tanggal 23 Agustus 634, Abu bakar jatuh sakit dan tidak kunjung sembuh. Ia merasa ajalnya sudah dekat. Menyadari hal ini dia memanggil Ali dan memintanya untuk mandi (ghusl) karena Ali juga melakukannya untuk Muhammad.
Ia pun merasa untuk mencalonkan pengganti baru agar masalah ini tidak menjadi penyebab perselisihan di kalangan umat islam setelah kematiannya. Ia memilih Umar untuk menggantinya, meskipun ada beberapa orang yang tidak
menyukai Umar karena sifat kerasnya.
Abu Bakar kemudian mendiktekan wasiat terakhirnya kepada Utsman bin Affan sebagai berikut:
Atas nama Tuhan Yang Maha Penyayang. Ini adalah wasiat dan wasiat terakhir Abu Bakar bin Abu Quhafa, ketika dia berada di jam terakhir dunia, dan yang pertama di jam berikutnya; satu jam di mana orang kafir harus percaya,
orang fasik diyakinkan akan cara jahat mereka, saya mencalonkan Umar ibn al Khattab sebagai pengganti saya. Karena itu, dengarkan dia dan patuhi dia.
Jika dia bertindak benar, konfirmasikan tindakannya. Niat saya baik, tetapi saya tidak bisa melihat hasil di masa depan. Namun, mereka yang berbuat jahat akan membuat diri mereka bertanggung jawab atas pertanggungjawaban
yang berat di kemudian hari. Hargai Anda dengan baik. Semoga Anda selalu dihadiri oleh berkat nikmat Ilahi.
Umar memimpin salat Jenazah untuknya dan dia dimakamkan di samping makam Muhammad.